Synopsis :
Film ini diawali dengan adengan seorang pria tua yang sedang membacakan sebuah buku catatan (notebook) harian tentang masa mudanya pada wanita tua di sampingnya. Pria itu mulai menceritakan pertemuan pertama antara pria miskin pekerja kasar Noah Calhoun (diperankan oleh Ryan G) dengan wanita cantik yang kaya raya, Allie Hamilton (diperankan oleh Rachel McAdams) di sebuat tempat yang mirip kayak pasar malam gitu deh. Noah yang ngebet pengen kenalan dengan Allie pun nekat walaupun Allie berada di ketinggian komidi putar, Allie pun akhirnya mau setelah didesak oleh teman-temannya, dan Noah mengancam akan menjatuhkan dirinya, ya walaupun Allie sempat ngerjai Noah dengan memelorotkan cowok yang gemar memakai topi tersebut. Hari demi hari berlalu, frekuensi pertemuan mereka pun semakin banyak, Allie akhirnya luluh juga, ia mau berpacaran dengan Noah. Tapi masalah yang lebih besar justru terjadi, ortu Allie nggak setuju kalau Allie pacaran sama pria miskin macam Noah, ortu Allie makin beranng setelah tahu bahwa keduanya baru saja singgah di sebuah rumah besar yang kosong, dan bermesraan (tahu maksudnya kan…). Selain ortu Allie yang jelas nggak setuju dengan hubungan mereka, Allie dan Noah juga sering bertengkar… Selang beberapa hari, ortu Allie memberitahu Noah bahwa mereka akan menyekolahkan ( kayak perawat gitu ) Allie di tempat yang jauh, Allie pun berangkat, Noah juga berjanji akan mengirimi surat kepada Allie. Namun hingga surat nya yang ke-365 ( gila! ) tak ada balasan apapun dari Allie, Noah pun berhenti menulis surat. Sementara itu, Allie rupanya sudah lupa dengan Noah, hingga akhirnya ia menerima pinangan seorang tentara mantan pesiennya. Namun, sesuatu mengejutkan terjadi pada hari pernikahannya, Allie melihat foto Noah berdiri di depan rumah impian Allie ( rumah singgah mereka ketika masih pacaran ) yang sudah Noah renovasi sesuai dengan keinginan Allie ketika mereka masih pacaran. Allie pun pingsan dengan gaun pengantinnya!. Allie lalu memutuskan untuk ke rumah tersebut untuk sekedar menemui Noah, mereka berbincang, naik perahu dimana disungainya dipenuhi bebek putih ( atau apa gitu..) so sweet, tapi tiba-tiba hujan, tiba-tiba juga Allie marah pada Noah karena mengira Noah tidak pernah mengirim surat, tapi…tiba-tiba juga ( lagi ) mereka kissing bo’!. Keesokan harinya ibu Allie menjemput Allie di rumah Noah yang bercat putih dengan jendela birunya, betapa kagetnya ia mendapati putrinya keluar hanya mengenakan selimut, hehehe…Setelah itu meraka saling memberi pengertian Allie pun meminta maaf pada kekasihnya (yang tentara itu loh ), dan akhirnya…Allie balikan sama Noah. Eitts. Tapi itu semua kan Cuma cerita dari pak tua tadi ( masih ingat nggak? ) ke wanita tua disampingnya. Siapa pria tua itu? Yup! Ia adalah Noah Calhoun, dan wanita tua disampingnya adalah Allie Hamilton. Trus, kenapa Noah “tua” bacain kisah mereka sendiri…ternyata, dihari tuanya Allie mengalami Alzheimer, yang terkadang membuatnya lupa segalanya…kasihan banget ya mereka, dan mau tahui nggak yang lebih mengharukan mereka berdua meninggal dalam keadaan berpelukan…hiks hiks ouh, so sweeeett. Selain penjualan tiket yang cukup memuasakan, adegan kissing antara Rachel Mc Adams sama Ryan G mendapat apresiai sebagai ciuman paling romantisss, disusul kissing Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet di Titanic.
The Notebook, film yang diangkat dari novel best seller karya Nicholas Spark ini menggambarkan secara jelas bagaimana hati dihadapkan pada pilihan antara kesempurnaan dan ke’nyaman’an. Dua pemain utama dalam film favorit saya ini, Ryan Gosling dan Rachel McAdams, mampu membawa emosi penonton seakan merasakan sendiri apa yang dialami sang tokoh utama.
Kepergian Allie membawa serta sebagian diri Noah dan seluruh sisa musim panas itu. Noah putus asa dan menyesal tak sempat menahan atau mengantarkan kepergian Allie, justru pertemuan terakhir mereka ditutup dengan pertengkaran.
Setiap hari ia tulis surat untuk Allie selama 365 hari, namun sayang, tak sekalipun Ia terima surat balasan. Kedua pasangan itu tak mengetahui bahwa surat Noah tidak pernah disampaikan oleh Anne kepada putrinya.
Akhirnya setelah setahun tanpa berita, Noah memutuskan untuk meninggalkan semua kenangan tentang Allie dan memulai hidup baru, sehingga ia menuliskan surat terakhirnya, surat ke-365.
Noah dan FIN, sahabatnya, memutuskan mengikuti wajib militer Perang Dunia II ke Afrika Utara dan Eropa. Sementara Allie menjadi relawan merawat tentara korban perang.
PD II memang memang memisahkan mereka, namun kenangan tetap menghantui keduanya.
Allie dibuat jatuh cinta oleh LON HOMMAND Jr, tentara yang pernah dirawatnya saat PD II berlangsung. Pria yang akhirnya meminangnya itu benar-benar figur sempurna pilihan orang tua Allie, pria sukses, lucu, cerdas, tampan, dan mempesona.
Saat Lon melamarnya di suatu pesta dansa, Allie menerima dengan sepenuh hati. Namun ia tak mengerti, mengapa di saat dia mengatakan ‘I do’ kepada Lon, wajah Noah hadir dalam benaknya?
Masalah timbul di tengah persiapan pernikahannya, saat Allie melihat foto Noah dengan rumah besar bercat putih hasil kerja kerasnya sendiri, di sebuah harian lokal. Allie merasa harus memastikan perasaannya sebelum mantap dengan keputusan pernikahannya. Ia pun meminta ijin Lon untuk menyendiri beberapa hari dengan alasan menghilangkan tekanan akibat persiapan pernikahan. Kenyataannya, perjalanan itu membawa kembali romantisme antara Allie dan Noah di Seabrook.
“Kenapa kau tidak menyuratiku?” tanya Allie di tengah derasnya hujan di tepi danau Bices Creek. “Aku menunggumu selama tujuh tahun!”
Noah keheranan mendengar pertanyaan Allie. Tak terima dengan pertanyaan itu, dengan sedikit emosi Ia menjelaskan tentang 365 surat yang tak pernah berbalas.
Kehadiran Anne di rumah Noah yang memberitakan akan pencarian Lon ke Seabrook membuyarkan berseminya cinta lama Allie pada pria kampung yang tampan itu. Anne berusaha meyakinkan putrinya mengenai keputusannya kembali bersama Noah ini harus dipikirkannya lagi secara matang.
Anne memberi gambaran pada Allie dengan mengajaknya melihat sosok pekerja galian yang tak lain adalah mantan kekasih Anne. Ia pun pernah memiliki cerita cinta yang tak berbeda dengan Allie dan Noah. Seandainya dulu Anne memilih bersama pria itu mungkin kehidupannya akan menyedihkan dan tidak semapan bersama ayah Allie. Inilah keputusan besar yang harus diambil Allie pula. Ingin tetap bersama pria kampung ataukah bersama Lon yang sukses? Cara Anne memisahkan Allie dengan Noah adalah demi kebaikan putrinya itu.
Noah marah dengan keputusan Allie untuk kembali menemui calon suaminya yang sedang berada di kota kecil itu. Ia menuduh Allie bahwa keputusannya bukan berdasarkan hati tetapi karena keamanan, yaitu ‘uang’.
“Kamu bosan!” seru Noah kepada Allie. “Kamu tidak akan datang ke sini jika tidak ada sesuatu yang hilang! Tidak bisakah kamu tinggal denganku?”
Allie tetap bertahan dengan keputusannya, karena merasa akan sia-sia. Ia dan Noah telah kembali bercekcok seperti dulu. Tidak ada yang perlu dipertahankan. Ia pun merasa bersalah kepada Lon.
“Aku tidak takut,” kata Noah dengan nada tinggi. “Ini tidak akan mudah, akan sangat sulit, kita akan selalu bertengkar dan baikan, akan selalu begitu, tetapi aku ingin kita lakukan..karena aku menginginkanmu. Aku ingin dirimu seutuhnya, kamu dan aku selamanya.”
Kalimat yang diucapkan Noah dan untaian kalimat dalam surat-surat Noah yang dibawa Anne kepadanya membuat bimbang hati Allie. Bagaimanakah keputusan Allie? Apakah memilih Lon yang sempurna dan bisa menjamin hidupnya ataukah mengikuti kata hatinya, di mana ia merasa seperti di ‘rumah’, di mana ia merasa nyaman?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar